Aku Jadi Simpanan Tanteku
Perkenalkan
namaku Joni, usiaku saat ini 26 tahun, tinggi 174cm, badan atletis dan kulit
putih. Kata para tetangga aku adalah anak haram dari hasil hubungan gelap ibuku
dan majikanya dulu saat bekerja menjadi TKI di singapura. Alhasil sejak kecil
aku sudah terbiasa tertekan menta, selalu diejek anak haram oleh teman-teman
dan tetangga. Maklum, ayahku (suami ibuku) meninggal saat aku masih dalam
kandungan dan setiap aku bertanya pada ibu, jawaban yang keluar hanya air mata.
Aku tumbuh menjadi sosok yang bermental baja dan sejak SMA aku
memanfaatkan wajah indoku untuk menggaet cewek dan morotin uangnya tetapi tidak
pernah sekalipun aku melakukan hubungan badan karena takut anak yang terlahir
akan bernasib sama sepertiku. Tetapi hal itu berubah, saat aku memasuki kelas 2
SMA dan pindah sekolah di kota Malang bersama pamanku.
Bisa dibilang kehidupanku berangsur membaik terutama soal
penampilan dan uang, karena aku memang di beri ATM khusus oleh pamanku yang
bekerja di perusahaan pertambangan terbesar di Papua tanpa sepengetahuan tante
Rima atau orang lain. Maklum, pamanku adalah keluarga satu-satunya ibuku dan
pamanku menganggap aku anaknya sendiri. Aku kebetulan satu sekolah tetapi
berbeda ruangan dengan sepupuku, namanya Vina.
Karena jaim Vina bercerita kepada teman-temanya bahwa aku anak
seorang pengusaha yang kaya. Aku hanya tertawa saja, dalam hati aku ingin
mengubur semua masa silamku dan menikmati kehidupan yang baru.
Sepulang sekolah, aku langsung menuju rumah sementara Vina akan mengerjakan tugas dirumah temannya.
Sepulang sekolah, aku langsung menuju rumah sementara Vina akan mengerjakan tugas dirumah temannya.
Sesampainya dirumah, aku langsung menuju kamar dan berniat untuk
tidur siang tetapi hal itu urung aku lakukan karena Tante Rima berteriak-teriak
kolam renangnya kotor dan menyindir aku, karena hanya aku yang ada dirumah itu
sementara pembantu semua kabur karena tidak betah. Tante Rima sangat judes,
bawel dan nada bicaranya keras sangat bertolak belakang dengan penampilanya
yang alim, berjilbab dan cantik tentunya. Uang kiriman pamanku yang berlebih
membuat hari-harinya hanya pergi ke salon dan fitnes center.
Buru-buru aku berganti baju, hanya mengenakan kaos singlet serta
celana pendek boxer dan langsung menuju kolam renang. Aku buka pipa pembuangan
dan mulai membersihkan kolam dengan hati yang agak jengkel. Mendadak aku
disuguhi pemandangan yang sangat indah, Tante Rima sedang beraerobik dengan
pakaian super ketat sehingga melukis lekuk tubuhnya yang bohay.
Tinggi 165an, BH 36 (setelah eksekusi) berat 46kg tetapi
berpantat menantang, langsing tapi mempunyai bulatan yang besar dan kenyal.
Mendadak kont*lku mengeras, terus berdenyut hingga menyembul keluar dari CD dan
boxer. Panjang kont*lku 25 cm dengan diameter sekitar 4,5 cm, mungkin benar aku
anak haram majikanku karena ukuran ini sangat tidak mungkin dimilki orang
indonesia tanpa campur tangan mak erot dkk.
Aku terus berusaha menahan diri dengan berbalik badan dan
membelakangi, tetapi bayangan tubuh Tante Rima sudah terlanjur merasuk dan
menjadi nafsu. Mendadak ada suara langkah kaki mendekat, tetapi aku pura-pura
tidak tahu dan terus menyikat lantai kolam.
‘Jon…buruan dikit, aku mau berenang! Kata Tante Rima
“iya Tan, ini sudah dipercepat kok! Sambil tetap membelakangi.
‘kamu tidak sopan ya, bicara membelakangi Tante! Tegasnya
“iii…iyaaa..Tan maaf, aku tidak bermaksud…. jawabku
“iya Tan, ini sudah dipercepat kok! Sambil tetap membelakangi.
‘kamu tidak sopan ya, bicara membelakangi Tante! Tegasnya
“iii…iyaaa..Tan maaf, aku tidak bermaksud…. jawabku
Kulihat mata Tante Rima melotot tidak berkedip dan seakan tidak
menghiraukan jawabanku, hingga akhirnya aku menyadari bahwa mata Tante Rima
tertuju kearah kont*lku yang tercetak jelas panjang menjulang bahkan
seperempatnya terlihat jelas di kaos tipisku yang sudah basah. Karena takut
dimarahi, aku langsung bergegas mengambil selang dan membilas kolam kemudian
mengisinya kembali. Buru-buru aku menuju kamar untuk madi dan berganti pakaian
yang kering, saat itu yang ada dalam otakku hanya takut ketahuan kalau aku
sempat mengintipnya beraerobik dan menjadi terangsang. Tanpa terasa aku
ketiduran dan bermimpi basah dengan Tante Rima!
‘tok…tok…tok…Jon…mana Vina kok belum pulang?? Teriak Tante Rima
“belajar kelompok Tan! Jawabku spontan sambil berlari membuka pintu
‘Hpnya gak aktif, coba telepon temannya! Katanya sambil menyodorkan HP
“iya… jawabku singkat
“belajar kelompok Tan! Jawabku spontan sambil berlari membuka pintu
‘Hpnya gak aktif, coba telepon temannya! Katanya sambil menyodorkan HP
“iya… jawabku singkat
Entah disengaja atau tidak, walpaper di Hpnya adalah fotonya
berpakaian senam dengan kulit mengkilat karena keringat, sangat sexy dan
menggairahkan. Di telepon, Vina bilang akan merayakan ultahnya yang ke 17
dengan teman-temanya dan memintaku memberi tahu mamanya bahwa dia masih belajar
dan menginap karena tugasnya akan dikumpulkan besok. Tante Rima mengangguk
tanda mengizinkan padahal biasanya akan marah besar.
‘Jon…ayo keruang tamu, aku ingin bicara sesuatu! Ajaknya
“iya Tan, aku ganti baju dulu!! Jawabku
‘gak usah, ayo… ajaknya setengah memaksa sambil menarik tanganku.
“iya Tan, aku ganti baju dulu!! Jawabku
‘gak usah, ayo… ajaknya setengah memaksa sambil menarik tanganku.
Sesampainya di ruang tamu, Tante Rima tanpa basa-basi langsung
menyalakan TV dan DVD porno koleksinya tanpa sungkan-sungkan. Katanya, dia
ingin mendengar pendapatku tentang masalah yang di hadapinya. Yaitu, tentang
niat edannya mencari pemuas nafsu karena pamanku pulangnya 6 bulan sekali. Aku
diajak curhat dengan harapan aku mau memahami keadaanya dan merahasiakanya dari
pamanku. Dengan gugup dan terpaksa, aku mempersilahkanya asal jangan
sering-sering.
‘tapi, aku takut… jawabnya
“udah niat kok takut?! Jawabku berani karena Tante Rima tidak lagi seram buatku
‘bukan itu, aku takut tertular penyakit kelamin. Jawabnya
“susah juga, walau sakit pasti ngaku sehat! Jawabku
‘kalau kamu, sudah pernah apa belum?! Tanya Tante mengejutkan aku
“belum Tan, gak berani takut kalau hamil! Jawabku
‘tapi kamu pengen gak?? Tanya Tante memaksa
“udah niat kok takut?! Jawabku berani karena Tante Rima tidak lagi seram buatku
‘bukan itu, aku takut tertular penyakit kelamin. Jawabnya
“susah juga, walau sakit pasti ngaku sehat! Jawabku
‘kalau kamu, sudah pernah apa belum?! Tanya Tante mengejutkan aku
“belum Tan, gak berani takut kalau hamil! Jawabku
‘tapi kamu pengen gak?? Tanya Tante memaksa
Aku hanya diam dan itu diartikan Tante sebagai jawaban ‘pengen’
sehingga dengan entengnya Tante Rima bilang ingin bekerja sama denganku. Aku
ditawari menjadi pemuasnya dengan iming-iming bayaran perbulan, aman, sehat dan
berjanji akan meminta suaminya untuk menguliahkan aku agar bisa merubah
kehidupanku dan ibuku. Aku takut dan teringat pamanku, tetapi keseksian dan
alasan meraih cita-cita membuatku harus berkata iya!
Begitu aku mengangguk, tangan Tante Rima langsung memelorotkan sarungku dan mengeluarkan kont*l jumboku dari CD. Seakan belum pernah melihat kont*l, Tante Rima melihat punyaku dengan tatapan penuh kemenangan, kagum dan takjub akan besarnya serta menelan ludahnya berulang kali.
Begitu aku mengangguk, tangan Tante Rima langsung memelorotkan sarungku dan mengeluarkan kont*l jumboku dari CD. Seakan belum pernah melihat kont*l, Tante Rima melihat punyaku dengan tatapan penuh kemenangan, kagum dan takjub akan besarnya serta menelan ludahnya berulang kali.
‘barang impor memang beda! Pujinya
“ajari aku Tan… jawabku asal, sebenarnya kesel juga dibilang barang impor pasti konotasinya aku anak haram lagi gumamku dalam hati.
‘pasti sayang! Tolong panggil Rima saja ya biar mesra?! jawabnya
“selamat menikmati keperjakaanku! Bisikku lirih menggodanya
“ajari aku Tan… jawabku asal, sebenarnya kesel juga dibilang barang impor pasti konotasinya aku anak haram lagi gumamku dalam hati.
‘pasti sayang! Tolong panggil Rima saja ya biar mesra?! jawabnya
“selamat menikmati keperjakaanku! Bisikku lirih menggodanya
Rima tersenyum memanja dan mulai menjilati palkonku dengan
lahapnya. Hisapan dan lidah basahnya berkecipak memenuhi ruang tamu beriring
dengan desah Asia Carera di DVD. Aaaaaahhhh….sungguh nikmat rasanya, sebuah
pengalaman pertama yang berharga.
Sluuuuuuuurrrrppp….sluuuuuuuuuuurrrrrrrppp….lu dah dan lidahnya menyapu
palkonku tanpa henti, sementara genggaman tangannya mulai mengocok pangkal
kont*lku.
‘0oohhh…yeeeessssssssssss! Baby…kont*lmu besar sekali, pasti aku
akan terkapar malam ini! Katanya disela-sela hisapanya
“bukanya itu yang Tante cari… jawabku
‘kok Tanteee… protesnya!
“sori…Say…emuuuuuuuuuuaaaaaaaaaachhhh! jawabku sambil mencium keningnya
“bukanya itu yang Tante cari… jawabku
‘kok Tanteee… protesnya!
“sori…Say…emuuuuuuuuuuaaaaaaaaaachhhh! jawabku sambil mencium keningnya
Aku mulai terangsang dan larut dalam godaan nafsunya, tanganku
bergerilya menyusup baju tidurnya dan langsung menarik tali BHnya dengan keras
hingga putus. Toket Rima menggantung dan kenyal sekali, toket terbesar dan
terseksi yang pernah aku nikmati. Maklum biasanya toket pacarku SMA cukup imut
dan putingnya susah di mainkan. Kepala Rima menggeleng tidak percaya, palkonku
menthok di tenggorokanya tetapi menyisakan separuh di genggamanya. Aku hanya
tersenyum bangga sambil memainkan toketnya.
Rima mendorong tubuhku hingga terlentang di Sofa mengisyaratkan
untuk meniru adegan di DVD, posisi 69 yang sangat terkenal itu. Memek Rima
terlihat gundul seperti baru saja dicukur, begitu tembem dengan lipatan-lipatan
di bibir memeknya. aku pijit-pijit dan aku gelitikin dengan ujung lidahku,
aaaaaaaaahhhhhhhhh….ekspresi kegelian Rima tergambar jelas pada hisapanya yang
kuat dan setengah menggigit. Sudah sangat becek dan licin rupanya Tanteku ini,
gumamku dalam hati sambil membuka memeknya dengan dua jariku aku memasukkan
lidahku jauh kedalam batas jangkauanku.
Pantat Rima mengejang, kedua pahanya menghimpit wajahku dan
kurasakan lendir asin kembali keluar dari memek indahnya. Begitu harum dan
kencang, sangat terawat sekali memeknya…. uuuuuuuuuuuuhhhhhh….palkonku berulang
kali menyentuh tenggorokanya, sangat hangat dan basah. Nikmat sekali rasanya
disepong dan ini adalah pengalaman pertamaku! Tak mau kalah, dengan jari
telunjuk dan jari tengah aku mulai mengocok memeknya, sangat cepat dan sesekali
menggelitiki dinding memeknya dengan tarian jariku.
‘aaaaaaaaaaaaaammmmmmmmmppuuuuun..Beib…aku gak kuattt! Rengeknya
dan lagi-lagi Rima mencapai orgasme
“enak kan say… kataku sambil mengoleskan lendir di jariku ke anusnya
‘masukin sekarang Beib…. katanya sambil duduk berjongkok membelakangiku.
“enak kan say… kataku sambil mengoleskan lendir di jariku ke anusnya
‘masukin sekarang Beib…. katanya sambil duduk berjongkok membelakangiku.
Di geseknya palkon ke bibir memek beceknya, berulang kali hingga
membuatku nyeri dan ngilu. Layaknya penthol korek yang digesekkan dan menyala,
gesekan palkon di memeknya seakan serupa dan membakar gelora nafsuku.
Pelan-pelan Rima memposisikan palkon ke lubang memeknya dan
perlahan mendudukinya.
BLES…BLEEEEEESSSSSSSSSSSS….BLESSSSSSSSSSSSSSSS SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS……
‘Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh….sakit Beib…gak muat rasanya! Rengeknya
“ooohh….say…sakit… kataku meringis karena memeknya tidak mampu menampung panjang kont*lku dan pangkalnya menjadi bengkok karena di duduki pantatnya.
BLES…BLEEEEEESSSSSSSSSSSS….BLESSSSSSSSSSSSSSSS SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS……
‘Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh….sakit Beib…gak muat rasanya! Rengeknya
“ooohh….say…sakit… kataku meringis karena memeknya tidak mampu menampung panjang kont*lku dan pangkalnya menjadi bengkok karena di duduki pantatnya.
Agar sama-sama enak, aku berinisiatif untuk mengarahkan tubuhnya
ke posisi doggy style dengan bertumpu pada sandaran sofa. Aku menusuknya dengan
sangat pelan, menikmati setiap mili dinding memeknya. membuat Rima menjerit
melengking memecah keheningan malam.
‘ah…ah…ah…ah..ah..ah…ah…ah…ah…ah… aaaaaaaaaaaammmmpun Beib!
Teriaknya
“bagaimana Say? Bisikku sambil memainkan lubang anusnya dengan jariku
‘hemmmmmmmmm…aku belum pernah merasakan yang senikmat ini.
“bagaimana Say? Bisikku sambil memainkan lubang anusnya dengan jariku
‘hemmmmmmmmm…aku belum pernah merasakan yang senikmat ini.
Butuh tenaga extra untuk memompanya lebih cepat, karena memeknya
memang press membungkus kont*lku. Aku mengambil 1 sachet madu dan coba-coba
menuangkan dimemeknya dan melumuri kont*lku. Jauh lebih nikmat, lebih licin,
agak lengket dan otomatis membuat dinding memeknya tertarik keluar masuk
seiring drngsn goyangan kont*lku.
‘auh…ah…ah…ooooooooooooooooohhhh…. desah Rima
PLAK…PLAK…PLAK…PLAK….PLAAAAAAAAAAAKKKKKKKK K…. benturan pantatnya dan pahaku terdengar semakin jelas. Hemmmmmmmmmmmm…sangat nikmat dan dahsyat.
PLAK…PLAK…PLAK…PLAK….PLAAAAAAAAAAAKKKKKKKK K…. benturan pantatnya dan pahaku terdengar semakin jelas. Hemmmmmmmmmmmm…sangat nikmat dan dahsyat.
‘ayo Beib, buruan aku mau keluar! Desahnya
“uuuuuuuuuuuhhhhh…tunggu bentar say kita keluarin bersamaan” kataku lirih.
“uuuuuuuuuuuhhhhh…tunggu bentar say kita keluarin bersamaan” kataku lirih.
Dan benar saja, hanya dalam hitungan menit aku dan Rima
menyemprotkan lendir orgasme hampir bersamaan, begitu banyak dan kental sekali.
Sengaja aku tidak mencabut kont*lku dan membiarkanya tetap terbenam dalam
memeknya. aku peluk dari belakang sambil memainkan toketnya dan kemudian aku
dudukkan Rima diatas pangkuanku dalam keadaan kont*l masih tetap menancap.
Hingga 4 kali aku ber-ML ria, memanfaatkan rumah kosong dan memaksimalkan
potensi kont*lku pada hobi baru ini. Diatas tangga, di dalam kamarnya dan di
dalam kamarku.
Bahkan di pagi harinya sekitar jam 06:15 saat Rima memasak mie,
aku sempatkan kembali menusuk memeknya dari belakang dengan masih berpakaian
lengkap. Aku hanya membuka resleting serta menurunkan CDku saja dan langsung
menyingkap dasternya kemudian memasukkanya dari sisi CD kuningnya.
Sejak saat itu, kami seperti pengantin baru yang sedang berhoney
moon dengan memanfaatkan waktu-waktu dimana Vina sedang tertidur atau keluar
rumah. Disisi lain, dompetku semakin tebal Tante Rima memberiku uang saku
berlebih padahal tanpa sepengetahuanya Pamanku juga memberikan uang saku bahkan
dengan ATM khusus. Semua tampak harmonis, bahkan Pamanku juga senang karena
istri tercintanya tidak lagi bersikap kasar terhadapku.
Selama empat bulan, tiada hari tanpa ngentot dan ujung-ujungnya
aku menjadi ketagihan berat dengan apa yang namanya memek. Aku sangat tersiksa
saat Pamanku pulang kerumah, walau hanya 12 hari tetapi itu sangat lama bagiku.
Lucunya, suatu hari dengan sms Rima menceritakan bahwa suaminya kaget karena
memeknya longgar tidak sesempit dulu tapi dengan tanpa sesal dan dosa Rima
beralibi bahwa untuk mengatasi gejolak nafsunya dia memakai dildo sambil
membayangkan pamanku. Hehehehehee….ujung-ujungnya pamankulah yang merasa
bersalah dan meminta maaf.
Kembali ke cerita, memasuki hari kedua diantara 12 hari itu aku
sudah merasa tidak kuat. Hasratku tersendat tanpa tahu dimana tempat
menyalurkan syahwat. Pada suatu malam, saat paman dan tanteku menginap di hotel
untuk mencari suasana baru aku nekat mengetu kamar Vina. Dengan melas dan sok
care aku mengutarakan semua isi hatiku. Bahwa aku lagi BT (Birahi Tinggi) sudah
4 bulan menjomblo dan tidak dapat menyalurkan hasrat. Walau sempat terkejut dan
risih, tetapi Vina memahami dan kasihan kepadaku. Hehehehee…walau sebenarnya
aku hanya berakting.
Mendadak situasi menjadi terbalik, dengan bersikap care juga
Vina bercerita bahwa sudah 2 minggu Dia dan pacarnya break karena pacarnya
kedapatan selingkuh. Aku bersorak riang di dalam hati, memanfaatkan setiap
peluang yang ada. Aku berakting sok simpatik, care, fear dan vulgar untuk
memancing sejauh mana dia bercinta (sex). Aku menceritakan, sudah biasa nge-sex
dengan pacarku dulu dan sekarang lagi pengen. Aku kaget karena dia menganggap
biasa dan tanpa ragu mengakui sudah tidak perawan. Akhirnya kami bersepakat
untuk saling mengisi sementara waktu sebelum mendapatkan pacar yang baru. Tetapi
dengan syarat, tidak lebih dari oral sex dan hanya saat berada di rumah.
Dari bawah bantal, Vina mengeluarkan sebuah diary dan ternyata
itu tempat dia menyembunyikan DVD porno koleksinya. Akhirnya kami menonton aksi
panas Maria Ozawa di kamar Vina sambil tidur-tiduran di kasur. adegan semakin
panas, begitu juga dengan kami. Kont*lku seakan sudah membatu, mengeras menahan
nafsu sementara Vina hanya diam memeluk bonekanya tetapi samar-samar mulai aku
dengar desah nafasnya tidak beraturan.
“Vin…tolong kocokin punyaku ya? Rengekku
‘tegang ya? Heheheheee… jawabnya cengengesan, padahal aku tahu dia juga lagi horny berat.
“please…. aku memohon
‘ingat ya, Cuma oral!! Jawabnya
‘tegang ya? Heheheheee… jawabnya cengengesan, padahal aku tahu dia juga lagi horny berat.
“please…. aku memohon
‘ingat ya, Cuma oral!! Jawabnya
Aku mengangguk dan langsung menyodorkan kont*lku tepat di depan
wajahnya. Vina tercengang dengan ukuran kont*lku yang jumbo dan menelan ludah
hingga 2 kali. Dengan agak ragu jari lentiknya meraih kont*lku dan mulai
mengelunya pelan-pelan. Sungguh lembut sambutan tanganya, lambat tetapi syarat
akan nikmat syahwat. Aku merem melek dan mendesah keenakan untuk memancing
nafsunya. Terus dan terus tetapi Vina tetap pada kocokanya saja. Aku ingin
lebih dengan memaksanya mencium dan mengulum palkonku. Dengan agak terpaksa
Vina menurut dan mulai mengurut kont*lku dengan mulut imutnya.
Sluuuuurrrrrrrrrppppp…sluuuuuuuuuuuuuurrrrrrrrpp ppp….suara
becek mulai hadir diantara kami. aku belai wajah dan rambutnya, turun ke
lehernya, punggungnya hingga akhirnya ke pantat sintalnya. Aku remas gemas
pantatnya, sambil sesekali meraba memek yang tertindih badanya yang tengkurap.
Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh….aku mendesah ditelinganya, coba
merangsangnya dari indera pendengarnya dan rupanya langsung berhasil. Kulumanya
semakin cepat dan akal sehatnya seakan sudah luruh sehingga tanganku bebas
meluncur ke sela-sela baju tidurnya.
Toketnya sudah sangat kenyal begitu juga dengan puting
mungilnya,walau baru tumbuh tapi kurasakan putingnya cukup enak dimainkan.
Kupijit dan aku pilin berulang-ulang membuat tubuh Vina mengejang hebat
sampai-sampai palkonku digigitnya.
“aaaaaduuuuuuuuhhhhh…kok di gigit! Teriakku
‘sori…abis geli banget!! Jawabnya
‘sori…abis geli banget!! Jawabnya
Vina hendak beranjak dari tempat tidur dan dengan sigap aku
langsung menariknya hingga kembali jatuh di ranjang, langsung aja aku sergap
dengan ciuman di leher dan remasan di kedua toketnya sambil meninndihnya.
Sementara kont*lku aku gesekkan ke selangkanganya yang otomatis
merangsang memeknya. berkali-kali Vina memintaku untuk berhenti tetapi aku
tidak memperdulikanya malah terus mencumbu penuh nafsu.
Hanya dalam hitungan menit, Vina menyerah pasrah dengan membalas
cumbuanku dengan penuh gairah.
Tangannya meraba dan meraih kont*lku kembali, mengelus serta
mengocoknya dengan tempo yang cepat. Nafasnya memburu dan melenguh
mengisyaratkan siap untuk cumbuan lebih lanjut. Ini saatnya, gumamku dalam hati
dan langsung menarik celana tidurnya dengan cepat sehingga tidak ada kesempatan
untuk melarangku.
Begitu melorot, mulutku langsung menyusuri paha mulusnya dengan
ciuman, hisapan, jilatan bahkan dengan gigitan yang manja.
OOOOOOOOOOOOOOOOHHHHHH…. vina mendesah panjang sambil menjambak
rambutku dan menekan kepalaku kepangkal pahanya. Aroma memek becek langsung
semerbak di hidungku, aku cium dan aku raba-raba dengan jariku. Desahanya
semakin memanja, dengan mata merem-melek dia memohon agar aku terus
merangsangnya. Jari telunjukku aku tusukkan ke memeknya, lendir hangat serta
merta membuat laju jariku semakin dalam memasuki memeknya.
‘aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh….enaaaaaaaaakkkk…….
…..ooouuuuhhh…terussssss….uuuuuuhhhh…janga n berhenti ya…. rengeknya meracau
“iya…aku lepasin CD kamu ya?? Pintaku
‘taa….taaaaaaaaaaaapiii pakai jari aja ya?? Jawabnya
“iyaaaaa…. jawabku
“iya…aku lepasin CD kamu ya?? Pintaku
‘taa….taaaaaaaaaaaapiii pakai jari aja ya?? Jawabnya
“iyaaaaa…. jawabku
Aku lepaskan CD beserta baju tidurnya kemudian aku melepaskan
bajuku sendiri, sehingga aku dan Vina sudah sama-sama bugil. Aku harus mencuri
kesempatan agar kont*lku bisa memasuki memeknya, pikirku. Aku kocok memeknya
dengan jari telunjukku, maju-mundur dengan cepat, lebih cepat dan
teruuuuussssssssss…… hampir setengah jam aku terus mengocoknya, entah berapa
kali dia orgasme aku tidak peduli karena niatku memang membuatnya mabuk
kepayang. Berkali-kali pantatnya bergetar-getar dengan kaki mengejang tapi aku tetap
mengocoknya tanpa mau menurunkan tempo kocokanku.
Aku memintanya berposisi doggy style dengan alasan agar lebih
nikmat, vina menurut saja dan menunggingkan pantatnya yang putih. Tampak
belahan pantatnya mengkilat bekas aliran hangat lendir orgasme dan dua jariku
kini aku masukkan, membuat memeknya kembali sesak sehingga rangsangan dari
dinding memeknya terasa lebih nikmat. Saat Vina mulai menikmati dan terbuai,
aku langsung menghentakkan kont*lku kedalam memeknya. sangat kuat hingga
membuat tangannya tidak mampu menopang tubuhnya dan jatuh ke kasur sambil
berteriak keras.
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAUUUUUUUUUUUUUWWWWWWW….AAAAAAA
AAAAAAAHHHHH…sakiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiitttt
tttttttt…aduhhh…mmmmmmmmm…periiiiiiiiihhhhhh hhhhhh….bajingan
kamuuuuuuuuuuuuuu……..uuuuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhh …. teriaknya
Aku terus menekan dan memaju-mundurkan kont*lku, sangat susah
dan menyesak di memeknya. hingga kurasakan dinding memeknya berkedut-kedut
menyesuaikan ukuran kont*lku. Aku tidak menghiraukan rengekan Vina, tetap fokus
dan terus menekan maju dengan semangat 45. Aku membuka mulut saat aku mulai
mendengar suara desahanya.
‘hemmmmmmmm…ooooooooooohhhhhhhhhhhh…aaaaaaaaaa aghhhh…gumamnya
“bagaimana enak kan? Godaku
‘kaaaaaaa….kaamuuuuu…bajingan…. tidak menepati janji! Jawabnya
“udah…jangan begitu…nikmati aja dulu, baru komentar!!! Jawabku asal
“bagaimana enak kan? Godaku
‘kaaaaaaa….kaamuuuuu…bajingan…. tidak menepati janji! Jawabnya
“udah…jangan begitu…nikmati aja dulu, baru komentar!!! Jawabku asal
Hampir 2/3 kont*lku tertelan memeknya, masih sesak tetapi sudah
sangat licin sehingga passs mantabbb buatku. Maju-mundur aku terus
menggoyangkan pantatku keluar masuk memeknya, sementara jari-jariku merangsang
pinggang dan punggungnya.
‘aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh….aaaaaaaaaaah hhh… desahnya
“hemmmmmmmmmm…memek kamu sangat nikmat Vin! Pujiku
‘emang…ooooooooohhhhh…burungmu aja yang kegedean! Jawabnya masih sewot
“hemmmmmmmmmm…memek kamu sangat nikmat Vin! Pujiku
‘emang…ooooooooohhhhh…burungmu aja yang kegedean! Jawabnya masih sewot
Mendadak Vina meminta bertukar posisi diatasku dan mulai
mengambil alih pertempuran ini, pantatnya meliuk menari menggoyang kont*lku.
Memutar ke kiri memutar ke kanan, goyangan Vina membuat palkonku ngilu dan
berdenyut cepat. Sangat nikmat dan aku suka!! Kuakui, memeknya jauh lebih
nikmat daripada memek ibunya, beruntung sekali aku dapat merasakanya.
“Vin…aku hampir keluaaarrrrrrr….aaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh… kataku
‘aaaaaaaaaaaaaahhhhhh….. desahnya sambil menyemprotkan lendir orgasme
‘aaaaaaaaaaaaaahhhhhh….. desahnya sambil menyemprotkan lendir orgasme
Dengan cekatan Vina melepaskan kont*lku dari cengkeraman
memeknya dan langsung mengamankan spermaku dengan mulutnya. ujung palkonku
dihisapnya kuat-kuat sementara pangkal kont*lku dikocoknya dengan cepat.
AAAAAAAH…AH…AH…AH…AH…AH…AAAAAAAAAAUUUW W… rengekku
CROT…CROT….CROT…..CROOOOOOOOOOTTTTTTTTTTT… . spermaku menyemprot kuat kedalam mulutnya bahkan ada yang langsung keluar dari hidungnya. Sangat banyak dan sangat kental! Vina terus melumat, menghisap dan menjilat tanpa jijik, tidak ada lagi kata cacian yang ada tinggal lenguhan serta puja dan puji.
CROT…CROT….CROT…..CROOOOOOOOOOTTTTTTTTTTT… . spermaku menyemprot kuat kedalam mulutnya bahkan ada yang langsung keluar dari hidungnya. Sangat banyak dan sangat kental! Vina terus melumat, menghisap dan menjilat tanpa jijik, tidak ada lagi kata cacian yang ada tinggal lenguhan serta puja dan puji.
Setelah puas, aku kembali menuju kamarku tanpa memakai baju
karena malam ini memang hanya ada aku dan Vina. Karena lelah, aku langsung
merebahkan badan dan tidur dengan harapan bisa nyenyak dan terbawa mimpi. Tapi
ternyata Vina malah menyusul aku, sehingga kami tidur bersama dalam pelukan
hangat tanpa baju yang menyekat alias bugil. Kami sangat pulas, hingga akhirnya
kami bangun kesiangan dan membolos sekolah.
Hingga hari ke-12 aku masih tetap menderita, ada cemburu
dihatiku saat pamanku bermesraan dengan Tante Rima, melihat tapi tidak bisa
menyentuh karena mereka sangat lengket penuh rindu terutama pamanku. Walau ada
Vina yang membantu memuaskan nafsuku tapi tetap saja aku gelisah. Aku kembali
ceria saat Pamanku balik ke Papua karena otomatis aku yang menjadi raja
dirumahnya. Rima sebagai ratuku dan Vina sebagai selirnya. Setiap hari kami
memacu hasrat, memadu rindu dan mengadu nafsu.siang malam Rima dan Vina
menuruti kemauanku, untungnya keduanya tidak saling tahu.
Sebulan berselang, kami mendapat kabar Pamanku meninggal dunia
akibat gagal ginjal. Aku mendadak syok, karena sifat dan sikapku yang selama
ini aku lakukan apalagi dalam wasiatnya aku tercatat menerima 25% hartanya,
sementara yang lainya untuk Vina dan Rima. Tapi setan tidak mau aku
berlarut-larut dalam sesal, dengan modal nafsu dan harta setan kembali
mengambil alih hatiku.
Aku menjadi suaminya Rima saat di ranjang dan tetap meladeni
nafsu Vina yang kian hari kian menjadi, sama seperti aku. Bahkan walau sudah
mempunyai pacar Vina tetap saja meminta jatah kepadaku dengan alasan kont*lku
lebih berasa mantapnya. Baiknya Vina dan ibunya (Rima), mereka tidak pernah
melarang aku dekat atau pacaran dengan siapapun yang penting jatah dirumah
tetap aku penuhi. Kadang aku berfikir bahwa aku tidak lebih dari seorang gigolo
untuk tanteku dan selingkuhan bagi sepupu perempuanku….
Sepeninggal Pamanku semua tampak baik-baik saja terutama baik
buatku, seolah-olah kini aku yang menjadi kepala keluarga semuanya hampir
sepengetahuanku. Maklum aku menjadi perantara diantara Rima dan Vina, diantara
Ibu dan Anak karena aku memang akrab dengan keduanya bahkan intim, tetapi
dengan posisi yang terpisah.
Aku sangat leluasa terutama yang berkaitan dengan uang, sehingga
sedikit banyak membuat sikap dan sifatku berubah. Aku berpenampilan modis,
sering dugem dan lupa darimana aku berasal karena saat itu aku memang ingin
melupakan masalalu. Mendadak aku menjadi idola cewek-cewek disekolah dan diluar
sekolah. Tetapi entah mengapa, aku kurang greget saat berpacaran dengan sebaya
mungkin karena ABG seumuranku begitu munafik soal sex. Padahal mau tetapi malu,
ragu dan harus berfikir ulang beribu kali.
Ada satu guru yang menjadi favorit disekolahku, namanya Nancy
guru bahasa inggris, tingginya sekitar 170an, badan padat berisi, kulit putih
buanget, toket 35 dan yang spesial adalah dia sudah setahun menjanda karena
suaminya meninggal dalam kecelakaan pesawat. Jujur aku sangat bingung untuk
melakukan pendekatan, kalau memakai cara halus jelas tidak mungkin karena
otakku biasa aja, bahasa inggris pun pas-pasan! Gumamku dalam hati. Aku terus
berfikir, bahkan sempat curhat dengan Vina.
Anehnya Vina merespon positif dan memberikan aku sebuah ide jitu
dan dia mau terlibat di dalamnya. Aku dan Vina berniat meminta les privat
dirumahnya bu Nancy yang kebetulan masih ada dalam satu komplek perumahan
dengan kami. Berulang kali Dia menolak, tetapi bagaimanapun juga seorang guru
sangat menghargai niat muridnya untuk belajar. Akhirnya Dia mau dengan satu
syarat, tidak boleh mengatakan ini kepada siapapun karena Dia tidak mau ada
banyak murid.
Satu, dua, tiga hingga satu minggu aku dan Vina les dirumahnya,
tetapi belum juga menemukan jalan yang terdekat dan terbaik untuk mencuri
hatinya. Vina pun sudah mulai bosan dan jenuh mengikuti lesnya karena pada
dasarnya tidak ada niat les. Entah mengapa lagi-lagi Vina mau membantuku,
padahal jauh di dalam hati ada suka dan cemburu dihatinya walau sebenarnya kami
seorang sepupu. Tanpa sepengetahuanku, Vina membuka sebuah situs yang berisi
aneka obat dan alat bantu sex serta memesan sebuah obat perangsang.
“ini apa? Tanyaku
‘ntar sore coba aja, semoga sukses!! Jawabnya sambil berlalu
‘ntar sore coba aja, semoga sukses!! Jawabnya sambil berlalu
Sorepun tiba, seperti biasa aku datang kerumah Bu Nancy tetapi
kali ini tidak bersama Vina yang entah kemana. Entah mengapa sore itu wajah Bu Nancy
tampak berbeda, terlihat letih dan tanpa senyum. Dengan sok dewasa aku bertanya
dan mencoba berbincang dengannya.
“kalau ibu sakit, Lesnya libur aja…silahkan istirahat!! Kataku
‘tidak apa-apa hanya gak mood aja! jawabnya datar
“pasti ada sesuatu, kalau mau Ibu bisa berbagi cerita denganku…anggap aja aku teman Ibu?! Kataku
‘mmmm….hehehehee….thank, but its OK kok!! Jawabnya sambil tersenyum
“tuh…ibu cantik banget kalau tersenyum, pasti akan lebih cantik kalau senyumnya tidak di paksakan!! Rayuku sambil bercanda
‘berarti benar, pantesan banyak cewek yang mengidolakan kamu!! Jawabnya
“benar apanya Bu? Biasa aja kali… jawabku
‘benar-benar Play Boy!! Hahahahahaaa…jawabnya tertawa
“kok playboy?? Aku kan jomblo Bu…tapi gak apalah asal ibu bisa tersenyum terus!! Jawabku
‘tuh kan, wajah oke…rayuan mantap…pasti semua cewek klepek-klepek!! Jawabnya
“tapi…kok ibu tidak klepek-klepek??? Tanyaku dengan nada tegas
‘hmmm…emang kamu berniat merayu Ibu? Aku kan Ibu-Ibu…janda lagi!! Jawabnya
“tapi aku memang berniat merayu Ibu! Jawabku
‘tidak apa-apa hanya gak mood aja! jawabnya datar
“pasti ada sesuatu, kalau mau Ibu bisa berbagi cerita denganku…anggap aja aku teman Ibu?! Kataku
‘mmmm….hehehehee….thank, but its OK kok!! Jawabnya sambil tersenyum
“tuh…ibu cantik banget kalau tersenyum, pasti akan lebih cantik kalau senyumnya tidak di paksakan!! Rayuku sambil bercanda
‘berarti benar, pantesan banyak cewek yang mengidolakan kamu!! Jawabnya
“benar apanya Bu? Biasa aja kali… jawabku
‘benar-benar Play Boy!! Hahahahahaaa…jawabnya tertawa
“kok playboy?? Aku kan jomblo Bu…tapi gak apalah asal ibu bisa tersenyum terus!! Jawabku
‘tuh kan, wajah oke…rayuan mantap…pasti semua cewek klepek-klepek!! Jawabnya
“tapi…kok ibu tidak klepek-klepek??? Tanyaku dengan nada tegas
‘hmmm…emang kamu berniat merayu Ibu? Aku kan Ibu-Ibu…janda lagi!! Jawabnya
“tapi aku memang berniat merayu Ibu! Jawabku
Mendadak Bu Nancy terdiam, matanya berkaca-kaca dan beberapa
detik kemudian air matanya berlinang. Pelan-pelan Dia bercerita bahwa adik
suaminya berniat melamarnya untuk menyambung kembali silaturahmi karena memang
belum dikaruniai anak. Tetapi setiap melihat wajahnya dan mendengar nama
belakang keluarganya, dia selalu teringat suaminya. Sambil terus mendengarkan
ceritanya, aku mengambil segelas air dan dengan tegang memasukkan tiga tetes
obat perangsang kedalam gelas.
“ini Bu…silahkan diminum, biar lebih tenang!
‘thank… jawabnya singkat
“habiskan aja Bu…biar air matanya tidak kering!! Candaku
‘thank… jawabnya singkat
“habiskan aja Bu…biar air matanya tidak kering!! Candaku
Segelas air telah habis tertelan, sambil menunggu reaksinya aku
terus berbincang dan mendekatkan diri tepat berada disihnya. Belum apa-apa aku
sudah dag-dig-dug tidak menentu, aku sangat terangsang saat melihat belahan
dadanya yang sepintas terlihat dari celah kancing bajunya. Belum juga hilang
gugupku, tiba-tiba kepalanya bersandar dipundakku. Aroma tubuhnya seakan
merasuk ke jiwaku, begitu wangi dan menggugah birahi. Aku mencoba untuk
membelai rambutnya, tetapi jarum jam belum menunjukkan 15 menit dimana obat itu
akan efektif bekerja. Baru 7 menit dan tanganku ingin segera menyentuh halus
kulitnya….
“kalau tidak cinta ya tolak saja, daripada terbebani! Kataku
sambil mengelus pundaknya
‘iya…tapi aku tidak tega mengatakanya! Jawabnya
“tidak tega berarti kasihan, bukan cinta! Kataku tegas
‘iya…aku…aku…. katanya terbata
“kenapa Bu?? Tanyaku
‘aaaa…aku… jawabnya tidak jelas
“emuaaaach…pandanglah aku sebagai seorang pria, lupakanlah bahwa aku ini muridmu! Bisikku sambil mencium belakang telinganya
‘iya…tapi aku tidak tega mengatakanya! Jawabnya
“tidak tega berarti kasihan, bukan cinta! Kataku tegas
‘iya…aku…aku…. katanya terbata
“kenapa Bu?? Tanyaku
‘aaaa…aku… jawabnya tidak jelas
“emuaaaach…pandanglah aku sebagai seorang pria, lupakanlah bahwa aku ini muridmu! Bisikku sambil mencium belakang telinganya
Kulirik kearah jam, 15 menit sudah terlewati dan inilah saatnya!
Pikirku dalam hati dan dengan segenap percaya diri aku mulai berani membelai,
mengelus dan merayunya dengan sejuta gombalan dan pujian. Pelan-pelan Nancy
semakin hanyut dalam manisnya rayuanku, tapi saat kucium bibirnya Nancy
berusaha mengelak tetapi aku terus memaksa dan dengan sok PeDe aku berkata
semauku.
“walau belum mengalami, tapi aku bisa merasakan bagaimana
setahun tanpa belaian! Aku sayang kamu mbak… kataku lirih
‘sudah Jon, jangan teruskan ini! Jawabnya sambil melepaskan pelukanku dan berlari ke kamarnya dengan derai air mata.
‘sudah Jon, jangan teruskan ini! Jawabnya sambil melepaskan pelukanku dan berlari ke kamarnya dengan derai air mata.
Bagaimana obat perangsangnya, apa mungkin belum maksimal??
Tanyaku dalam hati sambil berjalan menuju kamarnya. Kulihat Nancy terisak
sambil terbaring di tempat tidur dengan belahan rok yang menganga memamerkan
paha mulusnya. Aku menjadi semakin bernafsu dan tanpa sepengetahuanya aku
melepaskan semua bajuku tanpa sisa hingga nampaklah kont*lku yang sudah
menegang panjang dan keras.
Aku dekati Nancy dan langsung aku tindih pinggangnya dengan
posisi duduk. Lagi-lagi Nancy berontak dan berhasil membalikkan badan. kembali
aku harus memaksanya, terjadi tarik menarik diantara kami dan tentu akulah
pemenangnya. Secara tidak sengaja aku menarik kerah bajunya dan itu membuat
semua kancing bajunya terlepas paksa hingga tampaklah dua bukit bulat miliknya
terombang ambing mengikuti gerak badanya. BHnya seakan tak mampu menampung
bulatan kenyal miliknya.
‘Jon…hentikan in! Teriaknya
“ayolah Mbak…nikmati saja!! Jawabku
“ayolah Mbak…nikmati saja!! Jawabku
Mendadak matanya tertuju pada kont*lku yang berada
ditengah-tengah bulatan toketnya, aku jepit dan aku tekan-tekan dengan kedua
toketnya sambil meremas dan memilin putingnya. Praktis hanya kedua kakinya yang
meronta, sedang tubuh atasnya tidak karena kedua tangannya aku tindih dengan
lututku. Akhirnya Nancy menyerah juga, matanya menutup pasrah dengan nafas yang
terengah. Melihat sebagai sebuah peluang, aku langsung memasukkan palkon
kedalam mulutnya disaat menganga mengambil nafas.
Hhuuuuggghhhh….mmmmmmmmmmm…heemmmmmmmmmm…. Nancy hanya bisa
bergumam karena mulutnya penuh sesak oleh kont*lku. Pelan-pelan aku mulai
menggoyangkan kont*lku maju mundur. Semakin hangat, semakin lahap dan kurasakan
mulai ada respon dari lidahnya yang menjilat palkon.
Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh…aku melenguh menikmati bibir
sensualnya melumat kont*lku.
Kedua tanganku semakin inten memainkan kedua toketnya dengan
cubitan dan elusan yang lembut dan sesekali kasar. Kulihat wajahnya nampak
merah merona, begitu menggairahkan dengan butir-butir peluh yang mulai jatuh.
AC dalam kamarnya tidak mampu memadamkan kobaran nafsu kami. Aku
tari kont*lku dari mulutnya dan menggesernya kebawah melewati tengah toketnya,
perutnya dan sampai ditengah-tengah kedua pahanya sementara mulutku menjelajah
bibir, leher dan bagian atas lainya. Posisi push-up membuat tubuhku sejajar
diatas tubuhnya sehingga dari ujung kaki hingga ubun-ubun dipenuhi kehangatan
dan kenikmatan.
Naik turun aku gesekkan kont*lku diantara kedua pahanya,
menggesek CDnya dan merasakan sentuhan kecil namun bertubi dari ujung jembutnya
yang menerobos pori-pori CDnya. Bulu halus disekujur tubuh putihnya melukiskan
betapa besar nafsunya dan itu terlihat dari beceknya CD yang menutupi memeknya.
Tanpa berlama-lama aku rentangkan kedua kakinya hingga membentuk
huruf ‘M’ dan menyelipkan palkon ke sisi CDnya.
Aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh….gumamnya Nancy, aku dorong pelan-pelan, terus
menusuk masuk dengan maju-mundur, maju-mundur teraatur. Begitu sudah masuk
separuh, dengan sekuat tenaga aku menghentakkan kont*lku masuk lebih dalam,
lebih dalam terus dan terus hingga menthok di memeknya.
‘aaaaaaaaaaaaaaaaaauuuwww….perih…Jon…Fuck… oooohhhhFuck….
rintihnya
“uuuuhhhh…tahan sedikit Mbak!! Kataku sambil terus menggoyangkan pantatku semakin cepat.
“uuuuhhhh…tahan sedikit Mbak!! Kataku sambil terus menggoyangkan pantatku semakin cepat.
Toket Nancy yang kenyal terpental kesana kemari, matanya ternuka
dan kedua tanganya memegang kedua lututnya. Sungguh pemandangan yang indah,
biasanya hanya ada diotakku kini ada di bawahku sedaang menikmati kont*l
jumboku!
‘AAAAAAAAAAAAHHHH…AH…AH…AH…AH…AH…AH… AH…AH…AH…. penismu enak
banget Jon… aaaaaaaauuuuuwww…jangan cepat-cepat, dadaku (toket) hampir copot
nih! Rengeknya
“mmmm…hari ini akulah suamimu!! Kataku sambil menghisap putingnya.
‘kamu hebat Jon…penismu enak…ooohhhh…I LIKE it. Jawabnya
“mmmm…hari ini akulah suamimu!! Kataku sambil menghisap putingnya.
‘kamu hebat Jon…penismu enak…ooohhhh…I LIKE it. Jawabnya
Dengan posisi kont*l yang masih tertelan memeknya, aku
menariknya agar bangun dan berganti aku yang terlentang.
Nancy yang telah berpindah diatasku seakan ingin mengekspresikan
kerinduan dan hangatnya cinta.




Post a Comment