Majikan Nafsu
Kebetulan kondisi
keuangan ayahku mendukung kebiasaan maniakku itu. Ayah sering menegurku karena
kebiasaanku yang tidak produktif itu. Aku tersinggung, sehingga timbul
keinginanku untuk hidup mandiri, dan lokasi yang kupilih adalah Bali, kata
temenku disana banyaklah kerjaan kalo mau kerja apa saja. Begitulah, akhirnya
aku terdampar di kota Bali, seorang diri, tanpa sodara dan teman. Mula-mula
bingung juga aku mo ngapain. aku settle di satu losmen yang mur mer, untuk
menghemat pengeluaranku. Mencari makan juga di warung2 sederhana yang mur mer
juga. Cukup sengsara hidupku diawal-awalnya karena aku sudah terbiasa dengan
kehidupan yang serba kecukupan di rumah ayahku.
Tetapi tekadku untuk
mandiri, lepas dari ayahku kupelihara teguh, rasa sengsara, perlahan-perlahan
menjadi biasa karena aku berusaha keras untuk menikmatinya. Segala macam usaha
untuk mendapatkan uang walaupun sedikti aku lakukan, demikianlah aku kerja
serabutan, apa saja kulakoni, kecuali yang satu itu, jual diri. Terus terang
saja, waktu tinggal dengan ayahku, aku mempunyai banyak pacar, dan dengan
pacar2ku itu aku sering sekali mereguk kenikmatan sex. Ini yang kadang
menyiksaku, ampir gak tahan aku menahan diri untuk tidak ngesex dengan lelaki
yang banyak seliweran disekitarku.
Mereka suka dengan
kecantikanku yang alami, warna kulitku yang putih mulus, tubuhku proporsional,
toketku gak besar tapi gak bisa dibilang tocil. Pinggulku agak besar, sehingga
kalo lelaki melihat aku memakai celana ketat baik panjang maupun pendek, dari
belakang pasti napsu melihat gerakan pinggulku yang seirama dengan langkahku.
Pinggulku menggeyol indah kekanan kekiri.
Ada juga lelaki bule
yang ngganteng banget, kaya aktor hollywood, yang terang-terangan ngajakin aq
bercinta, malah dia menjanjikan segepok dolar amrik kalo aku bisa meladenin
napsunya, tapi aku masih coba bertahan untuk tidak menerima tawaran yang sangat2
menggiurkan itu, dapet uang dan dapet kepuasan sex , palagi kan katanya kon tol
bule tu gede panjang. kon tol pacar2ku ya standard ukuran orang kitalah,
walaupun harus diakui aku mendapat kenikmatan juga dari penis-penis standard
itu.
Sampe suatu siang, ketika
aku berjalan didepan sebuah rumah makan, tiba-tiba ada sebuah sedan mewah yang
memotong didepanku, sehingga aku terjatuh. Dari dalem mobil mewah itu keluar
lelaki. Melihat wajahnya, rasa marah yang meluap2 karena aku diserempet sampe
jatuh (kaya Cici Paramida aja ya) walaupun gak sampe lecet2, sirna seketika.
Lelaki itu sangat tampan, bodinya sangat atletis. Dia segera menolongku bangkit
sambil minta maaf dengan sangat.
“Wah mbak, maaf sekali
ya, saya sedang terburu2, sehingga gak liat mbak lagi jalan. Ada yang luka
mbak, ay0 saya antar ke rumah sakit”.
“Gak kok mas, cuma kaget saja”. Dia mengeluarkan hp nya, dia berbicara dengan seseorang untuk mengcancel pertemuannya siang ini.
“Wah mbak, sebagai permintaan maaf dan bersyukur karena mbak gak sampe luka, gimana kalo saya traktir makan siang di resto ini”. Aku melihat nama restonya, wah ini resto mewah yang makanannya mahal2, di deket rumah ayahku juga ada resto ini.
“Gak kok mas, cuma kaget saja”. Dia mengeluarkan hp nya, dia berbicara dengan seseorang untuk mengcancel pertemuannya siang ini.
“Wah mbak, sebagai permintaan maaf dan bersyukur karena mbak gak sampe luka, gimana kalo saya traktir makan siang di resto ini”. Aku melihat nama restonya, wah ini resto mewah yang makanannya mahal2, di deket rumah ayahku juga ada resto ini.
“Ya deh mas, atau saya manggil apa enaknya”. “Saya … (dia menyebutkan namanya), mo manggil mas bole, manggil nama juga bole kok. Kalo mbak?”
“Aku panggil mas aja deh ya, kayanya mas jauh lebi tua dari aku. Aku Dina, mas”. Aku digandengnya masuk restoran yang terletak dipinggir pantai.
Kelihatannya dia sudah
menjadi pelanggan resto ini, kelihatan dari banyaknya waiter yang eknal dia.
Dia milih tempat menghadap kelaut.
“MO makan apa mbak?”
“Jangan panggil mbak ah, Dina aja”.
“Ya deh, Dina mo makan apa”.
“Aku ikutan mas aja deh, mas kan yang tau menu yang enak2 dari restoran ini”.
“Doyan seafood kan?”
“Doyan mas, aku apa juga aku makan, kecuali batu ma kayu ma beling”.
“Bisa aja kamu, kok beling”.
“Soalnya aku belon blajar ilmu kuda lumping”. Tertawanya berderai mendengar guyonanku.
“Bener kan tadi gak apa2 kamu Din”.
“Gak apa kok mas, aku cuma kaget”.
“Sekarang masih kaget?”
“Masih mas”.
“Lo kok masi kaget”.
“Ya mas, kaget, kok ada ya lelaki didunia ini yang seganteng mas”.
“Bisa aja kamu”. Demikianlah selama makan, kami bercanda2.
Setelah makan selesai,
dia bertanya lagi.
“Kamu ke bali dalam
rangka apa Din?”. aku menceritakan kondisiku dengan ringkas.
“O, kamu lagi cari kerjaan toh, ditempatku aja, mau?”
“Jadi apa mas”. Aku perlu asisten buat koordinir kerjaan di rumahku, ya kerjaan rumah tangga lah”.
“Jadi pembantu gitu?”
“O, kamu lagi cari kerjaan toh, ditempatku aja, mau?”
“Jadi apa mas”. Aku perlu asisten buat koordinir kerjaan di rumahku, ya kerjaan rumah tangga lah”.
“Jadi pembantu gitu?”
“O enggaklah, masak prempuan secantik dan seseksi kamu dijadiin pembantu. Kaya kepala house keeping gitu, mau gak, bole tinggal dirumahku kok, gratis, makan minum juga gratis”.
“Tapi gak dapet gaji?”
“Ya dapet lah, mau ya. butuhnya urgetnt neh, kalo gak kasian asistenku yang sekarang ini, dia dah bantu aku di pekerjaan, masih juga ketiban kerjaan ngurus rumahku”.
“Iya deh, buat mas yang ganteng apa si yang enggak?”
“Oke kalo gitu mulai hari ini ya, abis makan kita ambil barang2 kamu dari losmen, dan kerumahku.
Aku akan kasi kamu ….
sebulan (dia menyebutkan satu angka yang besar).
“Mau mas”. Demikianlah
aku pindah dari losmen murahan kerumahnya yang lebih besar lagi dari rumah
ayahku.
Aku diperkenalkan
kepada sejumlah pembantu, ada yang urusan membersihkan rumah, cuci mencuci,
masak memasak dan membersihkan dan merawat kebunnya yang luas, disamping ada
seorang driver. Mereka semua hormat padaku, karen aku diperkenalkan sebagai
kepala house keeping. Aku diajak ke satu kamar, besarnya seperti kamarku
dirumah ayahku, ada soundsystem dan tv besar, pake ac pula (dilosmen aku
bermandi kringet tiap malem karena so pasti murah ya tanpa fasilitas apa2,
termasuk ac).
“Wah mas, enak banget
ya kerja ma mas”.
“Ya udah, kamu sosialisasi ma para pembantu, aku mesti pergi ke kantor ya”. Aku ditinggal bersama sejumlah pembantu, aku mencoba akrab dengan mereka semua dengan bersikap merendah.
“Ibu bapak, aku cuma kebetulan disuru jadi kepala house keeping, tapi aku tu pasti kala pengalaman ma ibu bapak, jadi kerjaan kita kroyok rame2 ya, aku bersedia kok melakukan kerjaan ibu bapak juga”.
Mereka senang karena
aku gak sok2an, mentang2 ditunjuk jadi kepala, sebentar saja aku dah bisa
berakrab2 dengan mereka semua, ngatur kerjaan dengan mereka semua. Cuma mereka
sungkan kalo aku mbantu melakukannya. Ya udah akhirnya ya kalo mereka sibuk
banget aku bantu, kalo enggak ya aku santai saja. Di halaman belakang rumah ada
kolam renang yang lumayan luas, kerjaan pak bon yang membersihkan kolam yang
jarang sekali dipake seminggu sekali. Aku dengan segala senang hati mbantu pak
bon yang dah berumur itu membersihkan kotoran yang nempel didinding kolam.
Dengan pak sopir, aku
juga bisa berakrab2, palagi pak sopirlah yang mengantarkan aku membeli semua
keperluan rumah tangga, dan diriku sendiri, dengan catatan si mas gak make
mobilnya. Kadang karena tau aku perlu banget pergi, si mas rela nyetir sendiri
kekantornya supaya pak sopir bisa nganterian aku kesana kemari dengan mobil
satunya lagi, gak semewah mobil si mas yang pasti, tapi cukuplah untuk beli2
ini itu.
Maklumlah si mas itu
pengusaha yang sukses dalam bisnis mobil mewah import build up. Demikianlah aku
menjalani hari2ku dengan segala senang hati, kerjaan gak berat2 amat, uang
berlimpah karena semua kebutuhan hidupku dipenuhi si mas, malah kadang si mas
membelikan aku pakaian kalo aku harus ikut bantu di kantor. Kadang ada event
besar dimana aku juga harus turut bantu asisten yang satunya lagi. yaman sekali
kan.
Sampe suatu malem, si
mas ngetok kamarku.
“Napa mas?” “Aku lagi
bete Din, temenin aku keluar yuk”. Tumben dia ngajak aku keluar, biasanya aku
liat di kantor, banyak prempuan2 muda yang cantik2 yang seliweran disekitarnya.
“Lo, kan biasanya mas jalan ma mbak ajeng apa mbak Lina”.
“Aku bosen ma mreka Din, mreka tu cuma ngincer uangku aja, makanya penuh basabasi dan kaya pake topeng”.
“rus koq mas ngajak aku”.
“sejak aku ketemu kamu, kamu kayanya memperlakukanku apa adanya. Kamu kliatan sekali melakukan kerjaan kamu dengan senang ati”.
“Lo, kan biasanya mas jalan ma mbak ajeng apa mbak Lina”.
“Aku bosen ma mreka Din, mreka tu cuma ngincer uangku aja, makanya penuh basabasi dan kaya pake topeng”.
“rus koq mas ngajak aku”.
“sejak aku ketemu kamu, kamu kayanya memperlakukanku apa adanya. Kamu kliatan sekali melakukan kerjaan kamu dengan senang ati”.
“Laiyalah mas, mana ada kerjaan yang lebi asik dari mbantu mas ngurus rumah besar ini, santai, trus mas ngasi duwitnya besar lagi, utuh lagi, karena semua kebutuhanku mas penuhi. Makanya buru2 cari permaisuri dong mas, jadi mas gak sepi dirumah besar ini”.
“ada kamu koq yang bisa bikin aku tentram, ngobrol ma kamu kayanya ngobrol ma orang yang dah lama aku kenal, padahal kamu baru 3 bulan ya dirumahku”.
Aku dibawanya ke
dermaga dipinggir laut, sambil berjalan2 menikmati angin laut yang cukup
kencang, kami ngobrol saja sambil berjalan menyusuri dermaga yang menjorok
kelaut. Sampe diujung, kamu duduk ditangga yang turun ke bebatuan ditengah
laut, angin cukup kencang menyapu ombak, sehingga ketika ombaknya memecah di
bebatuan, airnya memercik tinggi sekali, demek deh pakean kami.
“Mas dingin ni lama2
disini, bisa basah semua bajuku”. Aku saat itu memakai jins ketat dan tanktop
ketat sehingga lekakliku bodiku keliahatn dengan jales.
aku kadang melihat
juga sebersit kesan napsu di pandangan mata si mas. Biar aja, lelaki normal pasti
juga gitu kalo ngeliat aku.
“Ya udah, balik yuk,
kita cari miuman anget aja ya, dipntai kayanya ada deh warung kopi atau semacam
itu.
Kembalinya dia
menggandenga tanganku, karena dia sering menggandeng tanganku kalo sedang
berjalan berdua aku, aku diem saja. Sesampai dipantai, kami mampir di warung
kopi itu. Ramai juga suasana. ada beberapa prempuan muda yang menyapa si mas,
tapi begitu melihat ada aku, mreka gak jadi mendekat.
“Mas, terkenal ya,
banyak temennya”.
“Iya mreka kan pake topeng, yang disapa itukan duitku”.
“Iya mreka kan pake topeng, yang disapa itukan duitku”.
Pulang kerumah, dia
bilang,
“Din aku mo brenang,
mo ikutan gak?”
“Dah malem gini koq brenang si mas, kan dingin”.
“Justru kalo malem gini brenang airnya anget, bisa bikin relax, jadi gampang tidurnya”.
“aku gak punya pakean renang, mas”.
“aku punya bikini, kamu mo pake?”
“Siapa punya mas, cewek2 mas ya”.
“Dah malem gini koq brenang si mas, kan dingin”.
“Justru kalo malem gini brenang airnya anget, bisa bikin relax, jadi gampang tidurnya”.
“aku gak punya pakean renang, mas”.
“aku punya bikini, kamu mo pake?”
“Siapa punya mas, cewek2 mas ya”.
“Ah enggak, aku perna beli buat ole2 tapi akhirnya gak jadi aku kasi, buat kamu ja ya”. Dia masuk kekamarnya dan keluar membawa bikini itu.
‘Seksi amat mas bikininya”, kataku karena bikininya minim sekali.
“Prempuan seksi kudu pake pakean seksi dong”. Karena saat itu dah malem, para pembantu dah istirahat.
“Tu ganti ja dikamar bilas”, katanya menujuk ke satu bangunan pondokan yang merupakan kamar bilas.
Aku masuk kesana,
membuka pakeanku dan mengenakan bikini minim itu. Ketika aku keluar si mas dah
nunggu aku didipan memakai celana gombrong.
“Wah seksi kamu Din”.
Karena minim makanya sebagain besar bodiku terpampang dengan jelas.
Toketku gak tertutup
bra semuanya sehingga belahannya kelihatan dengan jelas. Palagi jembutku yang
lebat, ngintip dari belahan kaki cd nya. Kupikir ya biarlah dia menikmati
tubuhku, cuma ngeliat ja gak apa, pikirku. Kami berenang mondar mandir beberapa
kali.
“Din, kamu napsuin
deh”, bisiknya ketika kami istirahat dipinggir kolam.
Wah signal2 gak beres
neh, pikirku. tapi aku diem aja,
“udahan yuk mas,
dingin lama2″.
“aku mau koq ngangetin kamu”, katanya sambil memelukku dan mencium bibirku.
“Din, dah lama aku suka ma kamu, terangsang ma bodi kamu. kamu ma ya Din ngeladenin aku malem ini”. Ciumannya asik, kumisnya menggesek bibirku, palagi selama dia mengulum bibirku, tangannya asik memerah toketku dari luar braku.
bendunganku bobol
juga, sekian lama aku menahan napsuku untuk gak mikirin sex akhirnya gak
ketahanan juga. aku diem saja ketika dia menggandengku masuk ke kamarnya.
Pakean luar ku dan dia punya cuma kutenteng masuk kekamarnya.
Dikamar, kembali dia
memeluk aku dan mencium bibirku, lembut dan lama. Aku agresif sekali menyambut
ciumannya, maklum deh aku dah nahan napsuku lama sekali, sekarang ada yang kasi
kesempatan, aku gak bisa nahan diri lebih lama lagi. Dia terus mencium bibirku
dan mulai dilumatnya dengan penuh napsu. Aku membalas lumatannya juga.
“Din, aku suka sama
badanmu yang montok”, katanya sambil menciumi leherku. Aku diam saja, cuma
mengusap2 pinggungnya.
tangannya mulai
meremas2 toketku. Gak lama kemudian dia melepaskan braku. Ciumannya menjalar
menyusuri leherku dan belakang kupingnya. Aku menggelinjang kegelian,
“Geli mas “. Aku makin
menggeliat ketika lidahnya menyelusuri toketku dan turun di belahannya.
Dia terus memainkan
lidahnya di toketku tapi tidak sampai ke pentilnya.
“mas diisep pentilnya
dong, nanti Dina isep kon tol mas juga”, aku mendesah2.
Dia terus saja
menjilati daerah sekitar pentilku, tapi pentilnya tidak disentuh. Kemudian
ciumannya turun ke arah perutku sambil tangannya mengusap2 daerah me mekku. Aku
gak tahan lagi, kepalanya kutarik dan kudekatkan ke pentilku.
“Diisep dong mas “,
rengekku. Dia segera mengisap pentilku dan tangannya meremas toketku.
“Terus mas , diisep yang keras mas , enak mas akh”, erangku.
“Terus mas , diisep yang keras mas , enak mas akh”, erangku.
Dia mengemut pentilku
bergantian, demikian pula toketku diremasnya bergantian. Sesekali tangannya
mengelus2 it ilku dari luar CDku. Aku bangkit, kulepas semua yang menempel dibadannya.
kon tolnya yang besar dan panjang sudah ngaceng dengan kerasnya.
“kon tol mas besar dan
panjang ya mas , keras banget lagi”, kataku sambil menciumi kon tolnya dan
kukenyot kepalanya.
Kepalanya kemudian
kujilati dan jilatanku turun ke arah bijinya. Seluruh kon tolnya kujilati.
“Enak Din terusin dong
emutannya”, katanya. CDku langsung dilepasnya, “Ni jembut lebat banget”,
katanya sambil mengelus2 jembutku yang tambah basah karena lendir me mekku.
Aku dibaringkan
diranjang dan kemudian dia memutar tubuhnya sehingga posisinya menjadi 69. Dia
mulai menjilati me mekku.
“Enak mas , terus”,
erangku keenakan. Aku makin menggelinjang ketika lidahnya menyentuh it ilku.
kon tolnya kuemut
dengan keras, kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan kon tolnya dimulutku.
Karena napsuku yang sudah berkobar, akhirnya aku gak bisa bertahan lebih lama
lagi, aku nyampe kerana it ilku dikenyot2nya,
“mas , aku nyampe mas
, aakh”. kon tolnya kukocok dengan cepat keras sambil menikmati nyampeku.
“Din, aku mau ngecret juga Din”, katanya terengah.
“Din, aku mau ngecret juga Din”, katanya terengah.
Segera kepala kon
tolnya kuemut lagi dan kukenyot dengan keras, tanganku terus mengocok kon
tolnya sampai akhirnya dia ngecret dimulutku. Banyak banget pejunya nyembur
sampe meleleh keluar dari bibirku. kon tolnya terus kukenyot sampe denyutan
ngecretnya hilang baru kulepas. Pejunya kutelan tanpa rasa jijik,
“Din nikmat banget ya
emutanmu, pastinya emutan me mekku lebih nikmat lagi ya”, katanya terengah. Aku
berbaring disebelahnya, kupeluk badannya. Belum di entot saja dia sudah
menggiring aku ke kenikmatan.
Setelah itu kami
membersihkan diri di kamar mandi.
Didalam kamar mandi pun kami saling
membersihkan badan pasangan. kon tolnya mengeras lagi ketika kukocok2 pelan2,
aku jongkok didepannya dan mengemut kon tolnya lagi, langsung saja kon tolnya
ngaceng dengan kerasnya. Kepalaku bergerak maju mundur memasuk keluarkan kon
tolnya dimulutku. DIa gak bisa menahan diri lagi, langsung dia duduk di toilet,
aku dipangkunya menghadap dirinya, sambil mengarahkan kon tolnya ke me mekku.
Segera kon tol besarnya nancep dime mekku, terasa sekali me mekku melebar untuk
menampung kon tolnya yang dienjotkan pelan2 sehingga makin nancep di me mekku,
“Enak mas , ssh”. Aku
mengenjotkan badanku maju mundur supaya kon tolnya bisa nancep dalem di me
mekku, diapun mengenjotkan kon tolnya juga sehingga terasalah gesekan kon
tolnya dime mekku.
Nikmat banget rasanya.
Sedang nikmat2nya, tiba2 dia berhenti mengenjotkan kon tolnya. Dia menyuruhku
memutar badanku tanpa mencabut kon tolnya dari me mekku.
Aku disuruhnya
nungging sambil berpegangan di wastafel. Mulailah dia mengenjotkan kon tolnya
dari belakang. Sambil mengenjot, toketku yang mengayun2 seirama enjotannya
diremas2nya.
“Akh mas , nikmat
banget mas . kon tol mas nancepnya dalem banget mas. Sesek me mek aku rasanya,
gesekan kon tol mas kerasa banget, enjot terus yang cepet mas , aku udah mau
nyampe lagi”, erangku.
“Cepet banget Din”, katanya.
“Cepet banget Din”, katanya.
“Abis nikmat banget sih mas kon tolnya, jadi aku gak bisa nahan lagi”, erangku. Dia makin cepat mengenjotkan kon tolnya keluar masuk sampe akhirnya aku menggelinjang dengan hebat,
“Akh mas , aku nyampe lagi, aku lemes mas “, erangku terengah2. Karena aku mengeluh lemes, dia
mencabut kon tolnya yang masih perkasa dan minta diemut lagi.
Dia kembali duduk di
toilet dan aku berlutut didepannya. Kembali kon tolnya kuemut2 sambil kukocok2
dengan cepat dan keras, sampe akhirnya,
“Din, aku ngecret lagi
Din”. Dia mengecretkan pejunya lagi didalem mulutku. Walaupun ini yang kedua,
pejunya tetep saja banyak ngecretnya. Seperti tadi pejunya kutelen sambil terus
mengemut kon tolnya.
Kami balik keranjang
dan berpelukan, gak lama kami tertidur, penuh rasa kenikmatan terutama buat
aku. Subuh aku terbangun, segera aku memakai pakeanku dan kleuar kamarnya, kalo
maen lagi bisa keterusan tidurnya, nanti jadi bahan gosip orang serumah lagi.
“Mas lanjutin nanti
malem lagi ja ya, biar gak ada yang tau”, kataku sambil meninggalkan kamarnya.
Belum ada yang bangun
sehingga aku mengendap2 menuju kamarku. Dikamarku, aku melepas semua yang
kukenakan, berbaring dan meraba2 seluruh badanku, masih terasa bagimana
besarnya kon tolnya menyesaki me mekku. Napsuku timbul lagi, aku menahannya,
nanti malem kan bakalan ada ronde berikutnya. Hari itu berlalu dengan sangat
lambat rasaku. Dia bilang, nanti malem kita create alesan miting di hotel sore
sampe malem, jadi gak pulang kerumah, biar bisa muas2in maen ampe pagi. Aku mah
hayu ja.
Menjelang sore, dia
pulang kerumah, dia kasi instruksi ma para pembantu bahwa dia akan miting sore
sampe jauh malem, aku akan diajak supaya tau apa yang harus dilakukan kalo aku
bantu juga jadi asisten di pekerjaannya. Para pembantu mah iya aja, namanya
juga big boss yang ngomong. Aku disurunya pakean rapi, seperti beneran mo pergi
miting. Menjelang magrib, aku ikut mobilnya, dia drive sendiri karena malem ini
kebetulan pak sopir ada keprluan, gak tau ini kebetulan atau dia yang nyuru pak
sopir off.
Bilangnya si pak sopir
yang minta off karena ada keperluan. gak pentinglah itu. Kami cari makan malem
dulu, santai karena kami punya waktu seluruh malem sampe pagi. Setelah makan,
dia membawaku ke satu hotel bintang 5, super mewah lah pokoknya, dia juga pesen
kamar suit buat merayakan kenikmatan bagi kami berdua. Hari dah larut malam.
“Mas, ngapain pesen
yang paling mahal, kan cuma buat ngen tot kan”.
“Bener si cuma buat ngen tot, tapi aku mau ngen totnya kita ini berkesan buat kamu, juga nuat aku”, jawabnya sambil mencium bibirku, mula2 si lembut.
“aku beli bikini laen, kamu pake deh”.
“Mangnya mo berenang mas, mana kolam renangnya”.
“Berenang kan gak usah dikolam, diranjang juga bisa kan”. Dia tersenyum.
“Bener si cuma buat ngen tot, tapi aku mau ngen totnya kita ini berkesan buat kamu, juga nuat aku”, jawabnya sambil mencium bibirku, mula2 si lembut.
“aku beli bikini laen, kamu pake deh”.
“Mangnya mo berenang mas, mana kolam renangnya”.
“Berenang kan gak usah dikolam, diranjang juga bisa kan”. Dia tersenyum.
Aku segera masuk ke
kekamar mandi, membuka semua pakeanku dan mengenakan bikini itu. sama minimhya
dengan yang semalem, sehingga ampir semua bagian tubuhku terekspose dengan
indahnya. Dia membelalak meliat bodiku yang seksi itu, segera aku dipeluknya
dengan erat. Bibirku langsung diciumnya dengan penuh napsu, lidahnya yang
dijulurkan ke mulutku kuisep kuat2 juga. Aku melingkarkan tanganku di lehernya.
Dia langsung meremas2 toketku. Terasa kon tolnya sudah ngaceng menekan ke
perutku.
Dia terus saja
meremas2 toketku, ikatan braku diuraikannya sehingga terlepas. Baru kupakai gak
sampai 5 menit dah dilepas lagi, he he. pentilku yang sudah mengeras langsung
dijilatinya. Aku jadi menggelinjang kegelian dan juga nikmaat. Jilatannya turun
terus ke bawah, ke puserku dan terus menciumi daerah me mekku. CD bikiniku
sudah basah.
“Din kamu sudah siap
dien tot ya, udah basah begini”, katanya sambil melepas ikatan CDku.
Gantian aku yang
segera melucuti semua pakaiannya sehingga kita sudah berbugil ria. Dia
membopongku sambil terus menciumi bibirku, kuat juga dia membopongku. Aku
dibaringkan di ranjang, dia terus menciumi seluruh tubuhku, napsuku sudah berkobar2,
berkali2 aku menggelinjang. Sambil mengulum bibirku, tangannya mengelus2
pinggulku, kemudian jarinya mulai mengilik me mekku dan akhirnya it ilku yang
menjadi sasaran. Aku mengangkangkan pahaku supaya dia mudah mengakses me mek
dan it ilku. Aku menggeliat2 saking napsunya. Jarinya makin cepet menggesek it
ilku, aku mengangkat2 pantatku karena sudah pengen banget dienjot,
“Ayo dong mas , aku
dien tot, udah pengen banget kemasukan kon tol mas lagi”, rengekku.
Dia kemudian
menelungkup diatasku, kon tolnya diarahkan ke me mekku dan mulai nancep
kepalanya di me mekku,
“Akh, enak mas ,
masukin semuanya mas “, lenguhku.
Dia mulai mengenjotkan
kon tolnya keluar masuk, makin lama makin cepat dan akhirnya dengan satu
enjotan keras seluruh kon tolnya nancep semuanya di me mekku,
“Akh, enak mas , masuk
semuanya ya mas , me mekku sampe sesek banget rasanya kesumpel kon tol mas “.
Dia terus mengenjotkan kon tolnya keluar masuk makin cepat dan keras, nikmat
banget rasanya,
“Enak mas , terus mas , enjot yang cepet dong”, rengekku terus.
“Enak mas , terus mas , enjot yang cepet dong”, rengekku terus.
Setengah permainan dia
mencabut kon tolnya dari me mekku,
“kenapa dicabut mas ,
belum nyampe”, protesku.
“Variasi dong”, jawabnya sambil menjepitkan kon tolnya yang keras banget di toketku.
“Variasi dong”, jawabnya sambil menjepitkan kon tolnya yang keras banget di toketku.
Aku menjepit kon
tolnya dengan toketku, dia bergerak maju mundur, menggesekkan kon tolnya di
toketku. Ketika dia memajukan kon tolnya, kepalanya kuemut sebentar dan
kemudian terlepas karena dia memundurkan lagi, terus seperti itu.
“Enak Din”, erangnya.
Setelah puas digesek toketku dia berubah posisi lagi,
“Kamu sekarang diatas ya Din”, katanya sambil berbaring.
“Kamu sekarang diatas ya Din”, katanya sambil berbaring.
Segera aku menaiki
badannya dan menempatkan kon tolnya yang ngaceng tegak di me mekku. Aku
menurunkan me mekku pelan2 dan bles, kon tol besarnya mulai ambles di me mekku,
“Akh, enak banget mas
“, lenguhku.
Aku menaik turunkan
pantatku dengan cepat sehingga kon tolnyapun makin cepat terkocok2 didalem me
mekku, nikmat banget rasanya. Dia pun melenguh,
“Enak Din, terus yang
cepet”. Aku merunduk dan mencium bibirnya, dia memeluk punggungku sambil
gantian mengulum bibirku.
Dia meremes2 toketku
yang berguncang2 seiring dengan naik turunnya badanku mengocok kon tolnya.
Pentilku diplintir2nya. Aku makin bernapsu mengocok kon tolnya dengan me mekku.
Dia memegang pinggulku sementara aku terus mengocok kon tolnya. Kocokanku makin
kencang,
“mas , aku sudah mau
nyampe nih”, kataku terengah. DIa meraba it ilku dan dikilik2nya, ini
mempercepat proses aku nyampe,
“Akh, mas , aku nyampe, akh nikmatnya”, lenguhku dan aku ambruk menelungkup dibadannya.
Aku mengeluarkan kon
tolnya dari me mekku, masih perkasa kon tolnya. Kemudian kon tolnya aku ciumi
dan kepalanya aku emut, kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan kon tolnya
dalam mulutku.
“Din, kamu lihai dalam
urusan ranjang nih, latihan sama siapa?” tanyanya.
Aku tak menjawab, kon
tolnya terus kuemut sambil kukeluar masukkan di mulutku, batangnya aku kocok2
dengan cepat.
“Akh enak banget Din”
erangnya.
Cukup lama aku
mengemut kon tolnya, rupanya karena sudah ngecret 2 kali, dia bisa bertahan
lama sekali. kon tolnya dikeluarkan dari mulutku dan aku disuruhnya nungging
dipinggir ranjang. Dari belakang sambil berdiri dia
mencolokkan kon tolnya lagi kedalam me mekku, sekali enjot kon tolnya sudah amblas semua ke me mekku, ”
mencolokkan kon tolnya lagi kedalam me mekku, sekali enjot kon tolnya sudah amblas semua ke me mekku, ”
Akh, enak banget mas
“, erangku.
Dia mengenjotkan kon
tolnya keluar masuk me mekku, karena dia berdiri enjotannya terasa lebih keras
dan lebih cepat, nikmatnya gak terlukiskan dengan kata2. Dia meraba2 lubang
pantatku, kemudian terasa jarinya ditusuk2kan kepantatku.
“mas sakit”, protesku.
Dia berhenti menusuk2
pantatku, pinggulku dipegangnya sambil mengenjotkan terus kon tolnya keluar
masuk dengan cepat dan keras. Dia membungkuk dipunggungku supaya bisa meremes2
toketku yang berguncang2 seirama dengan sodokannya. Pentilku kembali
diplintir2nya.
“Enak mas , terus
enjotannya, aku udah mau nyampe lagi mas “, erangku.
“Cepet kok Din, aku belum ngerasa apa2″, katanya sambil terus mengenjot me mekku.
“Cepet kok Din, aku belum ngerasa apa2″, katanya sambil terus mengenjot me mekku.
Akhirnya aku tak bisa
nahan lebih lama lagi,
“mas , aku nyampe mas
, akh”, aku tersungkur diranjang karena lemes, kon tolnya tercabut dari me
mekku, masih keras dan berlumuran lendirku.
Dia tidak memberi
kesempatan aku istirahat, aku ditelentangkan dan kon tolnya dimasukkan lagi ke
me mekku, terus mulai dienjotkan lagi keluar masuk dengan cepat dan keras.
“mas , kuat amat sih
ngen totnya, aku udah lemes mas , abis udah 2 kali nyampe”, lenguhku, Dia tidak
memperdulikan lenguhanku, terus saja kon tolnya dienjotkan keluar masuk.
Rupanya dia udah mau
ngecret, makin lama enjotannya makin cepet dan keras, aku sudah pasrah saja
telentang keenakan. Toketku diremas2 sambil memlintir2 pentilku, akhirnya
“Din aku ngecret”, dan
terasa semburan pejunya dime mekku.
Aku memeluk dan
mengelus2 punggungnya.
“mas , nikmat banget
ngen tot dengan mas , istirahat dulu ya mas , aku udah lemes banget”, dia
mencabut kon tolnya dan rebah disebelahku.
Tak lama kemudian aku
tertidur kelelahan.
Aku terbangun karena
merasa ada yang mengelus2 toketku, dia sedang memandangi aku sambil mengelus2
toketku,
“udah pagi ya mas “,
kataku setengah ngantuk.
“Belum baru jam 5, masih bisa seronde lagi ya Din”, jawabnya.
“Belum baru jam 5, masih bisa seronde lagi ya Din”, jawabnya.
Luar biasa dia ini,
gak puas2nya ngen totin aku. Aku dipeluknya dan bibirku diciumnya, aku membalas
memeluknya. kon tolnya mulai kuremas2 sehingga terasa kembali mengeras, terus
saja kuremas2 sampe jadi keras sekali. Dia sudah siap nyodok me mekku lagi. Aku
bangun dan mulai mengisap kon tolnya, dia merubah posisi menjadi 69 sehingga
bisa mengakses me mekku. me mekku dijilatinya, aku mengangkangkan pahaku
sehingga dia bisa menjilati it ilku, Isepan ku menjadi melemah karena serangan
fajar nya di me mekku,
“mas , subuh2 gini sudah
ngasi kenikmatan lagi buat aku”, kataku sambil mengocok2 kon tolnya.
“mas , aku sudah napsu banget, dimasukin lagi dong mas “, pintaku.
“mas , aku sudah napsu banget, dimasukin lagi dong mas “, pintaku.
Dia sudah napsu juga,
segera aku ditelentangkan, dinaiki dan kon tolnya ditancapkan lagi ke me mekku,
kemudian mulai dienjotkan keluar masuk. Sebentar saja seluruh kon tolnya sudah
nancap kemabli di me mekku, enjotannya tambah cepat dan keras,
“Enak banget mas “,
erangku. Dia terus saja mengenjot me mekku dengan kon tolnya. Akhirnya kembali
aku mengejang keenakan,
“mas , aku nyampe mas . mas pinter amat sih nyodok me mekku, sebentar saja aku sudah nyampe”, lenguhku.
Dia terus saja
mengenjotkan kon tolnya keluar masuk. Cukup lama dia mengenjot me mekku dengan
kon tolnya sampe akhirnya aku nyampe lagi,
“mas aku nyampe lagi
mas, mas lama banget sih ngecretnya, aku udah lemes banget mas “, erangku.
Dia terus saja
mengenjot me mekku sampe akhirnya “Din, aku ngecret”, dia menancapkan kon
tolnya dalem2 di me mekku dan terasa semburan pejunya di me mekku.
“Nikmat banget ngen
totin kamu Din, me mek kamu bisa kedutan, kerasa kaya diemut sama mulut kamu”,
katanya.
Kemudian dia mencabut
kon tolnya dari me mekku dan berbaring disebelahku.
“Din, nanti sore kita
lanjut lagi yuk, kita ngen tot semalem lagi”, katanya.
Aku hanya tersenyum dan
akhirnya tertidur lagi dipelukannya.
Hari itu aku melakukan
altivitas di rumah dengan lesu, maklum aja semaleman dien tot sampe nyampe
berkali2, pastinya ngantuk dan lemes. Malemnya, dia menjeputku lagi dirumah,
kembali dia kasi instruksi kalo aq mesti menghadiri penutupan miting yang
kemaren. Pinter anget dia buat skenarionya, yang lainnya yang ada dirumah mah
ho oh ja kalo bis bos yang nyampein. Kami nyari makan dulu seperti kemaren,
selesai makan dia ngajakin aku santai di pub, dengerin musik sambil becanda2.
Deket tengah malem baru balik ke hotel lagi. Dia masuk kamar mandi, ketika
keluar hanya mengenakan celana pendek dan t shirt.
Dia mengambilkanku can
soft drink dingin, dibukakan untukku. Aku meminumnya.
“Mau mandi yang?’
tanyanya sambil memelukku.
Aku diciumnya,
tangannya segera meremas2 toketku kembali. Napsunya bukan main. Segera aku
ditelanjanginya,toketku diciuminya dan pentilku diemut2nya, segera saja
pentilku mengeras.
Tangannya segera saja
mengiliki2 it ilku, dia sepertinya mau memanfaatkan waktu seefisien mungkin.
“mas , kok napsu
banget sih sama aku”, tanyaku.
“Abis ngen totin sama kamu nikmat banget sih”, jawabnya.
“Abis ngen totin sama kamu nikmat banget sih”, jawabnya.
“Aku juga dapet nikmatnya dipatil lagi sama kon tol mas “, jawabku.
Kemudian dia melepas
celana dan t shirtnya, dia rupanya tidak mengenakan CD. kon tolnya sudah
ngaceng dengan keras. Dia duduk diubin di depanku, kakiku dikangkangkannya.
Badanku diseretnya sehingga aku setengah rebah di dipinggir sofa. Lidahnya
mulai menggesek me mekku dari atas ke bawah. it ilku menjadi sasaran
berikutnya, dijilat, dihisap, kadang digigit pelan, dijilati lagi,
“mas , enak banget mas
, terus mas “, erangku. Dia terus menjilati it ilku sampe aku nyampe.
“Akh mas , belum dien tot aku sudah nyampe kaya kemaren2, mas lihai banget deh makan me mekku”, kataku. Dia berdiri, aku ditariknya supaya duduk.
“Akh mas , belum dien tot aku sudah nyampe kaya kemaren2, mas lihai banget deh makan me mekku”, kataku. Dia berdiri, aku ditariknya supaya duduk.
kon tolnya tepat ada
dimukaku, segera saja aku genggam dan kuemut kepalanya. mulutku mulai mengeluar
masukkan kon tolnya sambil batangnya kukocok2 dengan cepat dan keras. Dia
mengejotkan kon tolnya pelan dimulutku seperti sedang ngen totin mulutku.
Beberapa saat
kemudian, dia berbaring disofa, aku segera menaiki badannya dan menancapkan kon
tolnya di me mekku, kusentakkan badanku kebawah dengan keras sehingga sebentar
saja kon tolnya udah nancep semua di me mekku. Aku menaik turunkan pantatku
dengan cepat sehingga kon tolnya terkocok oleh me mekku dengan cepat juga,
“Akh nikmat banget
Din” erangnya.
Aku merasa sudah mau
nyampe, tapi dia menahan badanku sehingga aku berhenti mengenjot. kon tolnya
dikeluarkan dari me mekku, aku disuruhnya telungkup menungging di sofa dan
kembali kon tolnya ditancapkan ke me mekku dari belakang. “Bles, kon tolnya
langsung saja nancep semuanya ke me mekku,
“Akh, nikmatnya,”, kali ini aku yang menggerang.
“Akh, nikmatnya,”, kali ini aku yang menggerang.
Dia langsung mengenjot
me mekku dengan cepat dan keras. Terasa sekali kon tolnya menggesek me mekku,
kalo dienjotkan dengan keras terasa kon tolnya nancep dalem sekali di me mekku.
Makin cepat dienjot makin nikmat rasanya.
Tiba2, “akh mas , aku nyampe,
mas ” , kenikmatanku meledak juga akhirnya.
DIa terus saja
mengenjotkan kon tolnya keluar masuk dengan cepat sampe akhirnya kembali dia
ngecret
“Din, aku ngecret,
nikmat banget rasanya Din”, terasa kembali pejunya membanjiri me mekku.
“mas , aku lemes banget mas. mas gak ada matinya ya”, kataku sambil tersenyum.
“Ya udah kita mandi dan terus tidur, besok pagi kita main lagi ya”, jawabnya sambil masuk ke kamar mandi.
“mas , aku lemes banget mas. mas gak ada matinya ya”, kataku sambil tersenyum.
“Ya udah kita mandi dan terus tidur, besok pagi kita main lagi ya”, jawabnya sambil masuk ke kamar mandi.
Aku berbaring saja di
sofa sambil istirahat. Selesai mandi, dia keluar masih bertelanjang bulat.
Giliranku mandi. Nikmat berdiri dibawah shower air hangat, apalagi setelah
kerja keras barusan. Selesai mandi, dia sudah berbaring diranjang, aku
berbaring disebelahnya dan tak lama kemudian aku tertidur.
Ketika terbangun, hari
sudah terang, aku males ngelakuin apa2, mendingan juga sama dia mereguk
kenikmatan. Aku bangun ke kamar mandi, pipis dan sikat gigi. Aku pake saja
sikat gigi yang ada, muka kubasuh dengan air dingin. Seger sekali rasanya.
Ketika keluar dari kamar mandi dia sudah bengun. Dia sedang menyeduh kopi dan
menghangatkan roti di microwave. Karena ini suite room makanya fasilitasnya
lengkap. Aku duduk di meja makan. Dia menghidangkan roti. Aku menikmati saja
yang disediakannya.
“Mas, gak pulang kita,
ntar timbul pertanyaan?’.
“Tadi aku dah sms pak supir, ngasi tau kalo kita masi nyelesain kerjaan dulu baru pulang”.
“Bisa aja mas cari alesan”. Sehabis mengisi perut, dia langsung menarik tanganku kembali ke ranjang.
Aku dipeluknya,
tangannya segera saja meremas2 toketku sambil mencium bibirku dengan gemasnya.
Pentilku diplintir2nya pelan, napsuku segera saja berkobar, pentilku segera
mengeras. Aku tidak tinggal diam, kon tolnya yang sudah ngaceng keras sekali
kukocok2.
“Aku isep ya mas”,
kataku sambil mengubah posisi mendekati kon tolnya.
Kepala kon tolnya
kujilati kemudian pelan2 kumasukkan ke mulutku. kon tolnya kukulum2, kukeluar
masukkan di mulutku.
“Enak Din”, erangnya.
Kemudian dia menarik
aku kembali kepelukannya. Bibirku kembali dilumatnya, aku membalas lumatannya,
sementara tangannya terus saja meremas2 toketku. Tangannya kemudian mengarah
kebawah, it ilku menjadi sasaran berikutnya.
“Akh mas , enak”,
erangku.
Dia menciumi leherku,
terus kebawah mengemut pentilku bergantian, aku terus mengerang keenakan.
Ciumannya terus mengarah kebawah, berhenti di puserku sehingga aku
menggelinjang kegelian,
“Geli mas , nakal ih
pagi2″, kataku manja.
Akhirnya sampailah
ciumannya pada sasaran sesungguhnya, me mek dan it ilku. Jilatannya segera
menyerbu it ilku. Aku sudah mengangkang selebar2nya supaya dia mudah menjilati
it ilku. Dia meletakkan bantal dibawah pinggulku.
“buat apa mas , kan
kon tol mas panjang. Gak usah diganjel masuknya juga dalem banget”, tanyaku.
Dia tidak menjawab,
terus saja menjilati it ilku yang makin terexpose karena ganjelan bantal itu.
Aku jadi tau kenapa dia mengganjal pantatku dengan bantal, supaya dia mudah
menjilati it ilku. Jilatannya berubah menjadi emutan, it ilku diemut2nya pelan.
Aku menjadi makin blingsatan. “Akh mas , aku udah pengen dien tot, mas .
Masukin dong kon tolnya mas “, erangku.
Dia menghentikan
emutannya, aku dinaikinya dan mengarahkan kon tolnya ke me mekku. Dia
menggosok2kan kepala kon tolnya di me mekku yang sudah basah banget,
“Ayo dong mas ,
tancepin aja semuanya”, erangku gak sabar.
Aku makin
menggelinjang karena gosokan kon tolnya itu. Pelan2 dimasukkannya kon tolnya ke
me mekku. Dia menekan kon tolnya masuk sedikit2 demi sedikit. Karena ganjalan
bantal, kon tolnya jadi lebih mudah nancep.
“Akh, ssh, enak banget
mas , tancepin aja semuanya sekaligus sampe mentok”, kataku.
Dia mulai mengenjotkan
kon tolnya keluar masuk pelan sehingga sedikit demi sedikit kon tolnya nacep
makin dalem aja. Nikmat banget disodok kon tol besar dan keras kaya begitu.
Enjotannya makin cepat dan dengan sekali hentak dkon tolnya ditancepkan
semuanya ke me mekku,
“akh enak banget mas
“, erangku.
Dia terus saja
mengenjotkan kon tolnya dengan keras dan cepat,
“enak mas , terus mas
, yang cepet, aku udah mau nyampe mas “, erangku terengah2.
Tau aku udah mau
nyampe, dia mempercepat enjotan kon tolnya, setiap enjotannya lengsung
menancapkan kon tolnya dalam2 di me mekku. Pantatku menggeliat2 tidak teratur
saking nikmatnya. Akhirnya sampe juga puncak kenikmatan buatku. Kakiku segera
membelit kakinya, aku memeluk punbggungnya,
“mas , aku nyampe,
akh, ssh, enak banget mas “, jeritku keenakan.
Dia terus saja
mengenjotkan kon tolnya keluar masuk setelah aku meletakkan kakiku diatas
ranjang lagi, rasa nikmat membuatku terkapar, napasku tersengal2, dia tidak
peduli dengan kondisiku, tetap saja kon tolnya dienjotkan dengan cepat dan
keras. Sebentar kemudian napsuku sudah bangkit lagi, aku mulai menggeliat2kan
pantatku.
“Din ganti posisi
yuk”, katanya sambil mencabut kon tolnya dari me mekku.
Aku disuruhnya
menungging dipinggir ranjang. Dia berdiri dibelakangku dan menancapkan kon
tolnya dime mekku. Sekali sodok, kon tolnya sudah nancep sampe pangkalnya.
Sambil berdiri dia mengenjot me mekku. kon tolnya bergerak keluar masuk me
mekku dengan cepat dan keras. Enjotannya lebih terasa keras karena dia berdiri
sehingga tenaga enjotannya menjadi lebih besar, buatku sih tambah nikmat
jadinya.
“Akh mas , enak
banget, enjotan kon tol mas terasa banget keluar masuk me mek Dina, terus mas ,
ssh”, erangku.
Dia mempercepat
enjotan kon tolnya,
“Din, aku udah mau
ngecret Din”, katanya.
“iya mas , aku udah
mau nyampe lagi, barengan ya mas “, jawabku.
Tiba2 dia menjenjotkan
kon tolnya dalem2 dengan keras,
“Din, aku ngecret,
akh, ssh”, erangnya. Akupun mengejang karena aku nyampe lagi,
“mas aku juga nyampe mas , akh nikmat banget mas ,” jeritku.
“mas aku juga nyampe mas , akh nikmat banget mas ,” jeritku.
Dia menelungkup diatas
punggungku sehingga aku rebah keranjang. kon tolnya tercabut dari me mekku.
Dia berguling dan berbaring disebelahku yang masih nelungkup.
Dia berguling dan berbaring disebelahku yang masih nelungkup.
“mas , nikmat banget
deh enjotannya kalo mas ngenjotnya sambil berdiri”, kataku.
Dia hanya tersenyum.
Aku bangun ke kamar mandi, pipis. Kemudian me mekku kusiram dengan shower,
dingin rasanya.
Aku masih pengen
sekali lagi ngerasain kon tolnya keluar masuk, segera saja aku mulai menjilati
kon tolnya. Terus kuemut2 sambil kukocok2, gak lama kon tolnya sudah keras
lagi.
“Hebat mas , udah
ngaceng lagi”, kataku sambil terus mengocok kon tolnya.
“Kamu juga hebat Din, napsu kamu cepet sekali berkobar, kayanya kamu gak puas2 ya makan kon tolku”, katanya.
“Kamu juga hebat Din, napsu kamu cepet sekali berkobar, kayanya kamu gak puas2 ya makan kon tolku”, katanya.
“Mana bisa puas mas , kan gak tiap hari me mek ku keiisi kon tol mas , mumpung ada kesempatan ya dituntasin aja”, kataku sambil kembali mengemut kon tolnya.
“Kan sekarang bisa tiap malem kalo kamu mau”. Aku mengubah posisi nelungkup sambil mengangkang diatas mukanya, posisi 69.
Dia tau apa yang harus
dikerjakannya, sambil menikmati kon tolnya yang sedang kuemut2 dia segera
menjilati me mekku sampe ke pantatku, it ilku dikilik2 dengan tangannya. Aku
segera bangun dan menduduki kon tolnya, kon tolnya segera saja ambles dime
mekku sekali lagi. Aku menaik turunkan pantatku sambil engejangkan me mekku
meremas kon tolnya. Enjotanku makin cepat, dia merintih2 keenakan,
“Enak Din, empotan me
mek kamu kerasa banget, lihai sekarang kamu ya Din”, katanya.
Setiap enjotan kebawah
membuat kon tolnya nancep semua di me mekku. Setiap aku menaikkan pantatku,
tampak bibir me mekku turut terarik keluar karena cengkeraman me mekku di kon
tolnya. Enjotanku makin lama makin cepat,
‘akh mas enak mas ,
aku udah mau nyampe lagi”, erangku, dia meremas2 toketku yang berguncang2
mengikuti irama enjotanku, pentilku diplintir2nya menambah kenikmatanku. Sampa
akhirnya, “Akh mas , aku nyampee mas , ssh”, akupun mabruk didadanya.
Dia segera
menggulingkan aku sehingga sekarang dia yang diatas, kon tolnya yang masih
keras tetap nancep di me mekku. DIa sekarang yang ambil peran, mengenjot me
mekku dengan cepat dan keras. Cepat sekali enjotannya, aku hanya bisa ber aakh
ssh saja saking enaknya, sampe akhirnya diapun gak tahan lagi, “Din, aku
ngecret Din”, erangnya sambil menancapkan kon tolnya sedalam2nya di me mekku.
Terasa semburan pejunya di me meku sehingga akupun nyampe lagi untuk kesekian
kalinya. Benar2 event yang sangat nikmat. Aku dien tot berkali2 dan berkali2
juga nyampe. Wah benar2 terpuaskan napsuku yang tertahan2 selama ini. Setelah
istirahat dan mandi, dia mengantarkanku pulang kerumah.




Post a Comment